Niat Puasa Arafah & Tarawiyah (Penjelasan, Keutamaan & Hukumnya) – Pada kesempatan kali ini Pendidik akan memberikan penjelasan mengenai niat puasa arafah dan puasa tarawiyah berikut dengan penjelasan dan juga hukumnya.
Untuk itu, langsung saja yuk kita simak penjelasannya sebagai berikut:
Contents
Niat Puasa Arafah & Tarawiyah (Penjelasan, Keutamaan & Hukumnya)
Idul Adha merupakan hari besar bagi umat Islam yang mana di dalamnya terdapat banyak sekali keutamaan bagi yang merayakannya dengan melakukan berbagai amalan ibadah, salah satunya dengan melakukan ibadah puasa dua hari berturut-turut yakni biasa kita sebut dengan puasa Arafah dan Tarawiyah. Untuk itu langsung saja kita simak penjelasannya sebagai berikut:
Niat Puasa Tarawiyah
Yakni niat puasa yang dilaksanakan pada tanggal 8 dzulhijjah.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ نَوَيْتُ صَوْمَ التَّرْوِيَّةِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Bismillahirrohmanirrohiim : “Nawaitu Shaumat Tarwiyata Sunnatan lillahita’aala”
Artinya: “Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang : “Niat saya berpuasa Tarwiyah Sunnah karena Allah Ta’ala.”
Niat Puasa Arafah
Yakni niat puasa dzulhijjah yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Bismillahirrohmanirrohiim : “Nawaitu Sahauma Arafata Sunnatan lillahita’aala”
Artinya : Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang : “Niat saya puasa Arafah sunnah karena Allah ta’ala.”
Penjelasan Puasa Arafah dan Tarawiyah
Puasa Arafah dan Tarawiyah ini merupakan salah satu bagian dari sunnah rasul yang sangat di anjurkan bagi umatnya. Dan alangkah sangat lebih baiknya apabila kita melaksanakan anjuran dari Rasulullah Saw.
Sebagaimana dalam sebuah hadits dikatakan:
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ حَرْمَلَةَ بْنِ إِيَاسٍ عَنْ أَبِي قَتَادَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ مَاضِيَةً وَمُسْتَقْبَلَةً وَصَوْمُ عَاشُورَاءَ يُكَفِّرُ سَنَةً مَاضِيَةً
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa’id] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Manshur] dari [Mujahid] dari [Harmalah bin Iyas] dari [Abu Qatadah] berkata; Rasulullah Shallallahu’alaihiWasallam bersabda; “Puasa hari ‘arafah menghapus (kesalahan) dua tahun; yang telah lalu dan yang akan datang dan puasa ‘asyura` menghapus (kesalahan) tahun lalu.” (Hadits Ahmad Nomor 21496)
Sumber: Niat Puasa Arafah & Tarawiyah Dutadakwah.co.id
Puasa Arafah ini dilakukan pada tanggal 9 dzulhijjah karena bertepatan dengan para jamaah haji yang sedang wukuf di Arafah.
“Di antara puasa yang dianjurkan adalah puasa hari Arafah, yakni berpuasa pada tanggal sembilan Dzulhijjah,” kata Syaikh Abdurrahman Al Juzairi dalam Fiqih Empat Madzhab. “Namun puasa ini hanya khusus dilakukan oleh selain jamaah haji saja, sedangkan untuk para jamaah haji maka para ulama berbeda pendapat mengenai hukumnya.”
عَنْ عِكْرِمَةَ قَالَ دَخَلْتُ عَلَى أَبِى هُرَيْرَةَ فِى بَيْتِهِ فَسَأَلْتُهُ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ بِعَرَفَاتٍ فَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ بِعَرَفَاتٍ
Dari Ikrimah, ia mengatakan: “aku masuk ke rumah Abu Hurairah lalu bertanya tentang puasa hari Arafah bagi (jamaah haji yang sedang) di Arafah.”Lalu Abu Hurairah menjawab, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang puasa hari Arafah di Arafah” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad)
“Para ulama memandang sunnah berpuasa pada hari arafah kecuali apabila berada di Arafah,” kata Imam Tirmidzi sebagaimana dikutip Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah ketika menjelaskan hadits tersebut.
Kemudian puasa Tarawiyah, yakni puasa yang dilakukan pada tanggal 8 dzulhijjah, sebaiknya juga dilakukan seorang muslim yang sedang tidak melaksanakan ibadah haji atau sedang berwukuf di siang hari.
Keutaamaan Puasa Arafah dan Tarawiyah
Ada banyak sekali keutamaan yang sangat luar biasa dari berpuasa arafah dan tarawiyah, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pada tanggal 8 dzulhijjah (puasa Tarawiyah) yakni barang siapa yang berpuasa pada hari tersebut maka akan memperoleh pahala yang tidak diketahui besarnya kecuali oleh Allah SWT.
2. Pada tanggal 9 dzulhijjah (puasa Arafah), barangsiapa yang berpuasa pada hari itu, maka puasanya tersebut menjadi tebusan dosanya setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.
Sebagaimana dalam sebuah sebagai berikut:
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ
Rasulullah ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau bersabda: “Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang.” (HR. Muslim)
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ إِنِّى أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ
“Puasa hari Arafah, sesungguhnya aku berharap kepada Allah, Dia menghapuskan dosa satu tahun sebelumnya dan satu tahun sesudahnya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah; shahih)
مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ غُفِرَ لَهُ سَنَةٌ أَمَامَهُ وَسَنَةٌ خَلْفَهُ
“Barangsiapa berpuasa pada hari Arafah, maka ia diampuni tahun depannya dan tahun belakangnya.” (HR. Thabrani dalam Al Mu’jam Al Ausath; shahih lighairihi)
سَأَلَ رَجُلٌ عَبْدَ اللَّهِ بن عُمَرَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ ؟ فَقَالَ : كُنَّا وَنَحْنُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَعْدِلُهُ بِصَوْمِ سَنَتَيْنِ
Seorang laki-laki bertanya kepada Ibnu Umar tentang puasa hari Arafah, dia menjawab, “Kami dulu bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyamakannya dengan puasa dua tahun.” (HR. Thabrani dalam Al Mu’jam Al Ausath; hasan lighairihi)
Hukum Puasa Arafah dan Tarawiyah
Adapun hukum melaksanakan puasa arafah dan tarawiyah adalah sunnah muakkad yakni sunnah yang dianjurkan, bagi kaum muslimin yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji.
Demikianlah penjelasan mengenai Niat Puasa Arafah & Tarawiyah (Penjelasan, Keutamaan & Hukumnya). Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Terimakasih 🙂