Puisi Adalah: Pengertian, Ciri, Jenis, Unsur, Struktur & Contoh – Sudah tahukan anda apa itu puisi?? Istilah puisi sudah tidak asing lagi bahkan kita sudah sangat sering mendengarnya. Mungkin ada diantara kalian yang sudah lupa atau belum mengetahui apa itu puisi.
Pada kesempatan kali ini Pendidik akan memberikan penjelasan puisi yang mencakup pengertian, ciri, jenis, unsur, struktur dan juga contohnya.
Untuk lebih jelasnya langsung saja kita simak ulasannya sebagai berikut:
Contents
Puisi Adalah: Pengertian, Ciri, Jenis, Unsur, Struktur & Contoh
Puisi merupakan salah satu karya sastra yang sangat sering kita jumpai dan sudah dipelajari di bangku sekolah. Puisi ini merupakan salah satu bentuk ekspresi diri yang menggambarkan imajinasi, keresahan, pemikiran, kritik, nasehat, pengalaman dan semacamnya.
Pengertian Puisi
Secara umum, puisi merupakan suatu karya sastra yang berisi ungkapan hati si penulis, dimana di dalamnya terdapat suatu lirik, irama, rima, dan ritme pada setiap barisnya, kemudian dikemas dalam bahasa yang imajinatif dan dengan kata yang padat serta penuh makna.
Adapun pengertian puisi menurut para ahli:
1. Sumardi
Puisi merupakan suatu jenis karya sastra yang bahasanya dipadatkan, dipersingkat, dan diberikan irama dengan bunyi yang padu dan kata-kata yang memiliki makna kiasan (imajinatif).
2. Herman Waluyo
Puisi merupakan salah satu karya sastra yang mengungkapkan pikiran serta perasaan penyair secara imajinatif dan kemudian disusun dengan memfokuskan seluruh kekuatan bahasa dalam sebuah struktur fisik dan struktur batinnya.
3. H.B Jassin
Puisi merupakan suatu karya sastra yang diucapkan dengan sebuah perasaan yang mana di dalamnya terkandung suatu pikiran – pikiran dan tanggapan – tanggapan.
4. James Reevas
Puisi merupakan suatu ungkapan bahasa yang penuh ekspresi dan penuh dengan daya pikat.
5. Panuti Sudjiman
Puisi adalah suatu karya sastra yang bahasanya terikat oleh suatu irama, matra, rima, dalam suatu susunan larik dan baitnya.
Sehingga dapat diperoleh kesimpulan bahwa puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang memiliki unsur sajak, bait, baris dan juga tipografi.
Ciri – Ciri Puisi
Ada beberapa ciri-ciri puisi yang membedakannya dengan yang lain, diantara cirinya adalah sebagai berikut:
1. Memiliki rima atau sajak yang teratur
2. Bersifat simetris dan bermakna konotatif
3. Biasanya menggunakan sajak syair atau menggunakan pola pantun lama
4. Terdiri dari kesatuan sintaksis
5. Penggunaan bahasa yang lebih padat daripada prosa dan drama.
Jenis – Jenis Puisi
Puisi terdiri dari 3 jenis menurut perkembangan zamannya, yakni puisi lama, puisi baru dan puisi kontemporer. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Puisi Lama
Puisi lama merupakan puisi yang dalam penulisannya masih terikat oleh jumlah kata dalam baris puisi, jumlah baris dalam satu bait puisi, persajakan, jumlah suku kata dalam setiap baris dan irama puisi.
Adapun yang termasuk ke dalam puisi lama adalah sebagai berikut:
a. Pantun, adalah bentuk puisi lama yang terdiri dari empat larik, dengan rima akhir ab-ab.
b. Mantra, adalah suatu ucapan-ucapan yang dipercaya memiliki kekuatan magic, seperti contoh untuk menolak hujan dan lain sebagainya.
c. Gurindam, adalah puisi yang terdiri dari dua bait, setiap bait terdiri dari dua baris dengan rima yang sama. Dan biasanya berisikan nasihat dan amanat.
d. Syair, adalah puisi yang terdiri dari empat baris dengan bunyi akhiran yang sama. Isinya menceritakan sebuah kisah atau amanat dari si penyair.
e. Talibun, adalah pantun yang lebih dari empat baris dan berirama abc-abc.
f. Karmina, adalah bentuk prosa yang lebih pendek dari pantun atau biasa disebut (pantun kilat).
g. Seloka, adalah pantun berkait yang berasal dari Melayu klasik dan berisi pepatah.
2. Puisi Baru
Puisi baru merupakan puisi yang lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam jumlah baris, kata maupun rima. Adapun yang termasuk ke dalam puisi baru adalah sebagai berikut:
a. Himne, yakni suatu bentuk nyanyian pujaan yang biasanya ditujukan kepada dewa.
b. Balada, adalah sajak sederhana yang mengisahkan cerita rakyat yang mengharukan, dan terkadang disajikan dan dinyanyikan dalam bentuk dialog.
c. Ode, yakni puisi yang lirik berisikan sanjungan kepada orang yang berjasa dengan nada yang agung dan bertema serius.
d. Epigram, adalah puisi yang berisikan tentang tuntunan atau ajaran hidup.
e. Romansa, adalah puisi cerita yang berisikan luapan perasaan cinta kasih.
f. Elegi, adalah syair atau nyanyian yang berisikan ratapan atau ungkapan duka cita, khususnya pada peristiwa kematian.
g. Satire, adalah puisi dengan penggunaan bahasa yang berisi sindiran atau kritik yang dan disampaikan dalam bentuk ironi sarkasme, atau parodi.
h. Distikon, adalah puisi yang masing – masing setiap bait terdiri dari 2 baris (puisi dua seuntai).
i. Terzina, adalah puisi yang masing – masing bait terdiri dari 3 baris, (puisi tiga seuntai).
j. Kuatren, adalah puisi yang masing – masingnya terdiri dari 4 baris (puisi empat seuntai).
k. Kuint, adalah puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 5 baris (puisi lima seuntai).
l. Ekstet, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 6 baris (puisi enam seuntai).
m. Septima, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 7 baris (puisi tujuh seuntai).
n. Oktaf/Stanza, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 8 baris (puisi delapan seuntai).
o. Soneta, adalah puisi yang terdiri dari 14 baris yang dibagi menjadi 2, dimana 2 bait pertama masing-masing 4 baris dan 2 bait kedua masing-masing tiga baris.
3. Puisi Kontemporer
Puisi kontemporer adalah jenis puisi yang keluar dari ikatan konvensional puisi itu sendiri. Puisi kontemporer selalu menyesuaikan dengan perkembangan zaman, tidak mementingkan irama, gaya bahasa, serta lainnya yang umumnya terdapat pada puisi lama dan baru.
Adapun yang termasuk ke dalam puisi kontemporer adalah sebagai berikut:
a. Puisi mantra, yakni puisi yang mengambil sifat-sifat dari mantra.
b. Puisi mbeling, yakni puisi yang sudah tidak mengikuti aturan dan juga ketentuan umum dalam puisi.
c. Puisi konkret, yaitu puisi yang mengutamakan bentuk grafis (wajah dan bentuk lain) dan tidak menggunakan bahasa sepenuhnya sebagai media.
Unsur – Unsur Puisi
Dalam puisi terdapat 2 unsur, yakni unsur yang dibentuk oleh struktur batin dan struktur fisik. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Struktur Fisik
Yakni unsur puisi yang dapat dilihat dan diamati secara langsung dengan mata. Adapun yang termasuk unsur struktur batin adalah sebagai berikut:
a. Diksi, adalah pemilihan kata yang dilakukan oleh penyair dalam mengungkapkan puisinya sehingga akan memberikan pengaruh sesuai dengan yang diinginkan. Pemilihan kata dalam puisi sangat berkaitan dengan makna yang ingin disampaikan oleh penyair.
b. Imaji, adalah susunan kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi dari sang penyair (pendengaran, penglihatan, dan perasaan) sehingga dapat mempengaruhi audiens seolah-olah dapat merasakan yang dialami penyair.
c. Tipografi (Perwajahan Puisi), adalah bentuk format puisi seperti pengaturan baris, tepi kanan-kiri dan halaman yang tidak dipenuhi kata-kata. Tipografi sangat berpengaruh pada pemaknaan isi puisi tersebut.
d. Gaya Bahasa (Majas), adalah penggunaan bahasa yang dapat menimbulkan impresi dan konotasi tertentu dengan bahasa yang figuratif sehingga dapat mengandung banyak makna. Majas terdiri dari metafora, ironi, repetisi, pleonasme, dan lain sebagainya.
e. Kata Konkret, adalah suatu bentuk kata yang dapat ditangkap oleh indera manusia sehingga menimbulkan imaji. Biasanya kata yang digunakan berbentuk kiasan (imajinatif), seperti penggunaan kata “Gunung” untuk menjelaskan tinggi nya harapan.
f. Rima (Irama), adalah persamaan bunyi dalam penyampaian puisi, baik di awal, tengah, maupun di akhir. Adapun bentuk rima dalah:
- Onomatope yaitu tiruan pada suatu bunyi, seperti “bushhh” suatu kendaraan yang lewat dengan cepat.
- Bentuk intern pola bunyi adalah aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi, dan lain-lain.
- Pengulangan kata adalah penentuan tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-lemah suatu bunyi.
2. Struktur Batin
Yakni unsur pembangun puisi berupa makna yang tidak dapat dilihat oleh kasat mata. Adapun yang termasuk unsur ini adalah:
a. Tema/ makna adalah unsur utama yang berupa makna yang ingin disampaikan penyair kepada pendengar atau pembaca.
b. Rasa adalah sikap penyair yang diungkap dalam puisi, biasanya berkaitan dengan agama, jenis kelamin, kelas sosial dan lain sebagainya.
c. Nada adalah sikap penyair terhadap audience, yang berkaitan dengan makna dan rasa. Seperti sikap penulis yang sedang mendikte, memandang rendah, dan lain sebagainya.
d. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penulis atau penyair kepada audience.
Contoh Puisi
Berikut adalah contoh puisi yang bersajak ab-ab
Cita-Citaku
Karya: Gumantinr
Berdiri tegap di terik matahari
Tanpa lelah dan berkeluh kesah
Tegas tetapi ramah dan mandiri
Siap mendengar segala kisah
Demikianlah penjelasan mengenai Puisi Adalah: Pengertian, Ciri, Jenis, Unsur, Struktur & Contoh. Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan kalian yaa.. Terimakasih 🙂