Sunan Ampel: Biografi, Kisah, Sejarah & Fakta-Faktanya (Lengkap) – Sunan Ampel merupakan salah satu anggota dari walisongo yang juga berperan penting dalam penyebaran dan perkembangan agama Islam di Pulau Jawa.
Pada kesempatan kali ini Pendidik akan memberikan penjelasan mengenai Sunan Ampel yang mencakup biografi, kisah, sejarah, dan fakta-fakta tentang sunan Ampel. Untuk mengetahuinya langsung saja kita simak penjelasannya sebagai berikut:
Contents
Sunan Ampel: Biografi, Kisah, Sejarah & Fakta-Faktanya (Lengkap)
Walisongo adalah orang-orang yang memiliki ilmu Agama Islam yang luas dan juga sangat berjuang untuk menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam kepada masyarakatnya, khususnya di pulau Jawa.
Salah satu anggota dari walisongo ini adalah Sunan Ampel. Adapun biografinya adalah sebagai berikut.
Biografi Sunan Ampel
♦ Asal Usul Sunan Ampel
Sunan ampel merupakan anak dari pasangan Ibrahim Asmarakandi atau Maulana Malik Ibrahin dan Dewi Chandrawulan. Awalnya ayah dari sunan ampel ditugaskan oleh kerajaan Turki untuk menyebarkan agama Islam ke Asia. Kemudian beliau sampai ke negara Champa untuk menjalankan tugasnya untuk mensyiarkan agama Islam, hal tersebut dilakukan agar agama islam dapat diterima.
Kemudian Beliau menikahi Dewi Candrawulan yang merupakan putri raja Champa Prabu Singhawarman. Kemudian dari pernikahan itulah terlahir seorang Raden Rahmat (Sunan Ampel).
♦ Biografi Sunan Ampel
Sunan Ampel bernama asli Raden Rahmat atau Ali Rahmatullah , Lahir pada tahun 1401 Masehi di Champa. Menurut sejarahnya, Beliau dipanggil dengan sebutan Raden Rahmat ketika Beliau berpindah ke daerah Jawa Timur.
Banyak pendapat mengenai tempat lahirnya sang Sunan, masyarakat mengira bahwa nama Ampel diberikan dengan alasan beliau tinggal lama di daerah Ampel Denta.
Pada saat ini daerah tersebut berada di daerah Wonokromo, Kota Surabaya. Namun hingga kini belum ada pernyataan mengenai kebenaran dari Sunan.
Biografi
|
Keterangan |
Nama Asli | Raden Rahmat
|
Nama Lain | Sayyid Muhammad Ali Rahmatullah
|
Nama Ibu | Dewi Candrawulan
|
Nama Ayah
|
Maulana Ibrahim Al-Ghazi (Ibrahim Asmarakandi) |
Tahun Lahir | 1401 Masehi
|
Tahun Wafat | 1481 Masehi
|
Tempat Syiar | Ampel Surabaya
|
Tempat Makam | Ampel Denta Surabaya
|
Sunan Ampel memiliki 2 orang istri, yakni istri pertama bernama Dewi Condrowati atau Nyai Ageng Manila dan istri kedua bernama Dewi Karimah.
Dari istri pertama yakni Dewi Condrowati , Sunan Ampel dikaruniai 5 orang anak, diantaranya:
- Maulana Mahdum Ibrahim (Sunan Bonang)
- Syarifuddin (Sunan Drajat)
- Siti Syarifah (Istri Sunan Kudus)
- Siti Muthmainnah
- Siti Hafsah
Sedangkan istri kedua yakni Dewi Karimah, Sunan Ampel dikaruniai 6 orang anak, diantaranya:
- Dewi Murtasiyah
- Dewi Murtasimah
- Raden Husamuddin
- Raden Zainal Abidin
- Pangeran Tumapel
- Raden Faqih
Kisah Sunan Ampel
Kisah tentang Sunan Ampel sudah banyak tercatat di dalam naskah atau cerita cerita kuno yang bahkan sudah diterjemahkan, sehingga lebih memudahkan kita untuk mengetahuinya.
Jika dilihat dari naskah-naskah kuno, menyebutkan bahwa Sunan Ampel memiliki kelebihan yang disebut dengan “Karomah”.
Adapun salah satu kelebihan yang dimiliki oleh Beliau adalah konon kemampuannya yang dapat menghadirkan roh Mbah Soleh yang merupakan salah satu santrinya yang terkenal dengan taat dan rajin.
Pada suatu ketika Beliau pernah berkata, seandainya Mbah Soleh belum meninggal pastilah keadaan Masjid akan bersih. Kemudian setelah kejadian tersebut, para santri pergi ke masjid, namun tak disangka bahwa keadaan masjid tersebut sudah bersih.
Sehingga dengan kejadian tersebut para santri terkejut karena hadirnya kembali Mbah Soleh, Bahkan suatu ketika Sunan Ampel terus mengulangi ucapannya hingga sebanyak 9 kali agar Mbah Sholeh hadir di masjid yang didirikan pada abad ke-18 atau sekitar tahun 1430 Masehi.
Namun setelah meninggalnya Sunan Ampel, kehadiran Mbah Sholeh juga ikut berhenti dan tidak pernah muncul lagi.
Dari cerita tersebut dapat diambil kesimpulan bahwasanya ada dua pendapat:
- Pertama, sosok yang hadir untuk membersihkan masjid hanyalah sosok yang menyerupai Mbah Soleh saja.
- Kedua, keyakinan masyarakat tentang adanya Karomah yang dimiliki oleh Sunan Ampel.
Adapun Makam dari Sunan Ampel ini juga berada di bagian barat Masjid Ampel yang didirikan pada Tahun 1421 dan terletak di kota surabaya, Jawa Timur.
Makan Beliau bersebelahan dengan makam istri pertama, dimana untuk sampai ke pemakaman tersebut harus melewati 9 gapura terlebih dahulu.
Sejarah Sunan Ampel
Sunan Ampel merupakan salah satu Ulama besar yang ada di Indonesia dan sangat berjasa dalam menyebarkan agama Islam. Perjalanan yang ditempuh oleh Sunan Ampel sangatlah tidak mudah, ia harus melewati perjalanan menuju Trowulan (ibu kota Majapahit), dan beliau harus singgah di Palembang dan Tuban terlebih dahulu.
Kemudian tidak berhenti disitu, Beliau singgah juga untuk menyebarkan agama Islam kepada masyarakat sekitar.
Menjadi sebuah catatan sejarah saat Beliau menyebarkan agama Islam, karena masyarakat Majapahit yang merupakan penganut agama Hindu menjadi agama Islam.
Metode Dakwah Sunan Ampel
Sunan Ampel menggunakan metode dakwah yang dinilai dapat membantu memudahkan masyarakatnya dapat menerimanya. Metode yang digunakan sunan Ampel adalah melakukan pembauran dan juga pendekatan intelektual dengan diskusi secara kritis dan cerdas di dalamnya.
Menggunakan pembauran dilakukan pada masyarakat menengah ke bawah, sedangkan metode pendekatan intelektual untuk masyarakat cendikia yang memiliki pemikiran luas.
Fakta-Fakta Sunan Ampel
Adapun beberapa fakta dari Sunan Ampel diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Ajaran Moh Limo Oleh Sunan Ampel
Sunan Ampel memiliki sebuah filosofi dalam berdakwah yang tujuannya untuk memperbaiki dan merubah moral masyarakat agar menjadi lebih baik.
Ajaran yang di ajarkan oleh Sunan Ampel adalah Beliau mengajarkan “Moh Limo”. Asal kata dari “Moh Limo” Berasal dari bahasa Jawa Moh yang artinya “tidak” dan limo yang artinya “Lima”.
Sehingga “Moh Limo” adalah tidak melakukan 5 hal atau 5 perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT.
Adapun Isi Ajaran dari Moh Limo adalah sebagai berikut:
- Moh Mabuk (Tidak mabuk atau minum-minuman).
- Moh Main (Tidak main atau tidak berjudi).
- Moh Madon (Tidak main perempuan).
- Moh Madat (Tidak memakai obat-obatan).
- Moh Maling ( Tidak Mencuri).
Ajaran Moh Limo tersebut disambut dengan baik oleh Prabu Brawijaya, bahkan dia menganggap ajaran Agama Islam adalah yang mulia.
Ajaran Moh Limo tersebut hingga kini masih menjadi ajaran yang dipegang umat muslim, ajaran tersebut sekarang lebih dikenal dengan 5M.
2. Sumur Bersejarah
Disekitaran kompleks Masjid Ampel terdapat sumur bersejarah, yang dipercayai bahwa dalam sumur tersebut terdapat air yang menyerupai air zam-zam di Makkah dan memiliki banyak khasiat.
Sehingga banyak pengunjung yang membawa pulang air tersebut.
3. Lokasi Makan Berada Dekat dengan Masjid Tertua Ketiga
Pada tahun 1481, Sunan Ampel diperkirakan meninggal dunia di Demak, kemudian dimakamkan di sebelah barat masjid tertua ketiga di Indonesia yang dibangun sekitar tahun 1421 di dalam wilayah kerajaan Majapahit.
Bentuk masjid ini memiliki nuansa Arab dan arsitektur Jawa kuno yang kental.
Demikianlah penjelasan mengenai Sunan Ampel: Biografi, Kisah, Sejarah & Fakta-Faktanya (Lengkap). Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan. Terimakasih 🙂